Senin, 28 November 2011

STEPHEN HAWKING, MANUSIA AJAIB PENEMU LUBANG HITAM

Hawking, Keajaiban Dunia Abad 21



Hawking adalah manusia ajaib ciptaan Yang Maha Ajaib, Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kalau pada 300-an SM Archimedes membuat kita puyeng kliyeng-kliyeng dengan rumus-rumus matematikanya, pada akhir 1900-an M dan awal 2000-an M (berjarak sekitar 2250 tahun) Hawking memaksa otak kita muntir kepelintir oleh teori penciptaan alam semestanya. Genius abad milenium ini expert dalam bidang cosmology dan quantum gravity, khususnya kajian tentang black hole. Black hole, lubang hitam yang ajaib ini, adalah pusat galaxy atau tata surya kita.
Jangan-jangan, black hole ini pula yang dilihat oleh Raja Khufu dan orang-orang Mesir pada 2000 lebih SM, yang mereka yakini sebagai surga, dan mendorong mereka membangun pyramida sebagai jalan menuju kesana. Olala ….. incredible!
Tapi gambaran tentang surga yang indah tak terperi, dengan bidadari, taman bunga, kebun buah dan sungai-sungai jernih mengalir di bawahnya, kok jauh banget ya dengan gambaran black hole yang hitam kelam, dan memiliki gaya gravitasi sangat dahsyat sehingga akan menelan dan menghancurkan apa pun yang masuk ke dalamnya? Lha kalo sorga aje kayak begini, pigimane nerakanye, coba?
Kayaknya sih, black hole is black hole, kagak ade ‘ubungannye ame surge kite ….

Hawking sewaktu masih agak sehat
Siapa sih Stephen Hawking? Bagaimana sosok yang memiliki otak super-duper jenius ini?
Kita akan takjub tak terkira kalau tahu bahwa Hawking adalah penderita ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis), penyakit yang menyerang syaraf motorik sehingga membuat Hawking hampir lumpuh total. Ia hanya bisa mengedipkan matanya untuk berkomunikasi dengan dunia, menyampaikan pikiran-pikirannya. Lha, bagaimana caranya? Nanti kita akan tahu. Sekarang kita lihat dulu masa kecil dan masa sekolahnya.
Hawking lahir pada 8 Januari 1942 di Oxford, England. Ayahnya, Frank Hawking, adalah peneliti biologi yang mengepalai divisi Parasitology di National Institute for Medical Research. Kayaknya sih, otak cemerlang Hawking adalah penyempurnaan dari kecerdasan ayahnya. Ketika ditanya, siapa yang menginspirasi dirinya untuk menjadi ilmuwan, Hawking menyebut nama guru matematikanya, Mr. Tahta (Alangkah bahagianya Mr. Tahta, telah menjadi sumber inspirasi bagi manusia super seperti Hawking. Sebagai pemilik otak buthek yang brani-brani dan nggak tahu diri mengajar matematika, kayaknya saya lebih banyak menginspirasi mimpi buruk bagi mahasiswa-mahasiswa saya, menyaingi Mak Lampir, Si (Tak) Manis Jembatan Ancol, dan Suster Ngesot …)
Hawking lulus dari University College, Oxford. Karena bidang matematika tidak ditawarkan di University College, ia mengambil bidang fisika, dan sangat tertarik pada termodinamika, relativitas, dan mekanika kuantum (hwalaah … kalau ilmu-ilmu serem kayak gini membuat Hawking bahagia, jadi apa dong yang bisa membuat dia pusing? ). Tutor fisikanya, Robert Berman, mengatakan, “Bagi dia hanya perlu untuk mengetahui bahwa sesuatu bisa dikerjakan, maka dia akan bisa mengerjakannya tanpa perlu melihat bagaimana orang lain mengerjakan hal itu. Dia tidak punya banyak buku, tidak membuat catatan. Dia menyimpan semua dalam otaknya. Otaknya benar-benar berbeda dengan orang lain.”
Nampaknya otak Hawking adalah obyek yang sangat menarik untuk dikloning (saya mau juga pesen satu … )
Karena cara belajar dan cara berpikirnya yang berbeda dengan orang lain, pada ujian akhir (dengan bentuk soal yang normatif dan konvensional), Hawking nyaris tidak lulus. Ia diharuskan mengikuti ujian ulangan secara lisan di depan dewan penguji. Dalam ujian ini, para pakar anggota dewan penguji segera saja menyadari bahwa mereka menguji seseorang yang juuauuh lebih pintar dari mereka sendiri ….
Einstein, Bapak Teori Relativitas

Teori tentang black hole sendiri diciptakan oleh Einstein (1879 - 1955), yang merupakan karya terbesar manusia dalam usaha mencari kebenaran. Secara sederhana, teori ini merumuskan struktur matematis yang menjelaskan hubungan gravitasi dengan ruang dan waktu.
Menurut Einstein, ruang dan waktu mempunyai konsep yang menyatu dan tidak bisa dipisahkan sebagaimana anggapan klasik yang ada pada waktu itu. Bagaimana kita mengukur waktu tergantung pada bagaimana kita bergerak di dalam ruang. Contoh gampangnya, kalau kita bisa bergerak dalam kecepatan yang sama dengan kecepatan rotasi bumi pada porosnya (tapi pada arah yang berlawanan), maka kita akan selalu berada pada posisi yang sama terhadap matahari. Kalau siang ya siang terus, kalau malam ya malam terus. Artinya, tidak ada perubahan jam, hari, bulan dan tahun. Artinya, waktu akan ‘berhenti’. Artiiiinya …. umur kita tidak bertambah. Mulai bingung kan? Nggak? Alhamdulillah, berarti anda sudah secerdas Einstein.
Konsep relativitas Einstein ini mengubah pandangan manusia akan alam semesta secara radikal.
Hawking menunjukkan bahwa jika teori relativitas umum itu benar, maka harus ada singularitas di masa lalu yang merupakan permulaan waktu. Menurutnya, segala sesuatu yang ada sebelum singularitas itu tidak dapat dianggap sebagai bagian dari alam semesta ini. Pembuktian Hawking tentang singularitas ‘dentuman besar’(Teori Big Bang) memberinya kesuksesan sepanjang masa.
Lha, lobang hitam itu sendiri apa? Menurut ilmuwan Amerika, Robert Oppenheimer (1904 - 1967), sebuah bintang lambat laun akan membakar habis dirinya sendiri dan mulai mengalami keruntuhan akibat pengerutan gravitasi. Keruntuhan gravitasi yang dahsyat akan terjadi begitu suatu bintang mencapai radius kritis, kemudian bintang tersebut akan memutuskan hubungan dengan seluruh alam semesta, menjadi sebuah lubang hitam. Lubang hitam adalah suatu daerah dimana hukum-hukum fisika tidak berlaku lagi. Tempat itu memiliki gaya gravitasi yang sangat kuat dan apa pun yang masuk ke dalamnya tidak bisa keluar kembali, termasuk cahaya sekalipun. Menurut pengamatan astronomi, terdapat lubang hitam raksasa di pusat galaksi kita.
 Black Hole yang dipotret oleh NASA

Hawking mengatakan bahwa luas permukaan suatu lubang hitam hanya bisa tetap sama atau bertambah, tidak akan pernah berkurang. Ini disebut “Hukum Pertambahan Luas Hawking”. Hawking selanjutnya mengatakan bahwa lubang hitam tidak sepenuhnya hitam, tapi juga memancarkan radiasi. Penemuan ini membuat Hawking mendapat gelar kehormatan akademik tertinggi Inggris. Dia diangkat menjadi anggota Fellow of The Royal Society.
Pada waktu kecil dan remaja, Hawking sangat suka berkuda, mendayung, dan olahraga fisik lainnya. Ia mulai didera sakit pada usia 21, beberapa saat sebelum pernikahannya pada tahun 1965 dengan Jane Wilde. Hawking kehilangan keseimbangan, jatuh dari tangga, dan kepalanya membentur lantai. Berangsur-angsur Hawking kehilangan kemampuan menggerakkan tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuhnya. Ia juga kehilangan suara karena operasi tracheotomy untuk mengatasi serangan pneumonia. Sekarang ia nyaris lumpuh sama sekali, dan hidup di atas kursi roda. Ia menggunakan voice synthesizer elektronik untuk berkomunikasi. Alat ini menghasilkan suara dalam aksen Amerika (padahal Hawking orang Inggris banget). Ketika ditanya kenapa setelah sekian lama ia masih saja menggunakan mesin suara itu, Hawking menjawab bahwa ia menyukai suara berlogat Amerika itu, dan suara itu sudah sangat dikenal sebagai suaranya (wah, rupanya Hawking lebih cocok dengan karakter koboi, bukan Lord atau Prince … )
Hawking pada tahun 2006 (usia 64 tahun)

Hawking hidup dengan perantaraan komputer yang menyatu pada kursi rodanya. Komputer itu dioperasikan melalui sinar infra merah yang berasal dari kedipan mata (blink switch) melalui kaca matanya. Dengan cara itu dia bisa berbicara, menyusun pidato dan membuat laporan penelitian, browsing internet, dan menulis e-mail. Sistem komputer itu juga menggunakan transmisi radio untuk mengontrol pintu-pintu di rumah dan di kantornya. Perangkat komputer yang menjadi nyawa kedua baginya itu buatan Amerika, sehingga boleh dikata ia adalah blasteran Inggris-Amerika. Kayaknya nggak rugi deh kalau Amerika memberinya paspor kedua.
Pernikahan Hawking dengan Jane yang dikaruniai 3 anak (hebat yak, padahal Hawking sakit parah loh … ) berakhir dengan perceraian pada tahun 1991. Konon, perceraian itu terjadi sebagai dampak kepopuleran Hawking yang semakin melejit, bersamaan dengan semakin parahnya kondisi fisik sang jenius. Pada 1995, Hawking menikahi perawatnya, Elaine Mason, yang tak lain dan tak bukan (jadi ‘iya’ banget … ) adalah mantan istri pembuat komputer bicaranya. Sayangnya, perkawinan ini juga berakhir dengan perceraian pada 2006.
Anak perempuan Hawking, Lucy, adalah seorang novelis. Agar pemikiran-pemikiran ilmiahnya bisa dipahami masyarakat luas, termasuk anak-anak, Hawking bersama Lucy menulis beberapa novel science fiction. Buku-bukunya, seperti “A Brief History of Time” (1988), “The Universe in a Nutshell” (2001), menjadi best seller. Buku yang ditulisnya bersama Lucy, “George’s Secret Key to the Universe” disebutnya sebagai novel petualangan asyik semacam Harry Potter, tapi tanpa mengeksploitir sihir (ya iyalah … J.K Rowling kan bisanya cuma main sihir, bukan main lubang hitam …). Buku ini memberikan informasi tentang teori Radiasi Hawking dalam bahasa yang populer dan menarik.

Cover novel science fiction Lucy & Stephen Hawking

Karya ilmiah dan penghargaan ilmiah yang telah diperoleh Hawking merupakan daftar panjang yang memakan kertas berhalaman-halaman, yang kalau dituliskan semua, insya Allah akan membuat mata kita berkunang-kunang. Dari pada bikin pembaca blog ini sibuk cari obat sakit kepala, bagi yang ingin tahu, silahkan buka sendiri di website pribadi Hawking, Wikipedia atau ribuan portal lain yang membahas tentang dirinya.
Pada tahun 2008, Hawking didokumentasikan dalam serial “Stephen Hawking, Master of the Universe” di Channel 4. Beberapa karyanya juga sudah dibuat dalam bentuk film dan serial, seperti “A Brief History of Time”, “Stephen Hawking’s Universe”, “Hawking’s Paradox”, Dan “Master of Science Fiction”
Subhanallah. Allah membuktikan kebesaran-Nya. Dalam kondisi fisik yang demikian lemah, Allah mengaruniai Hawking pemikiran yang jauh melampaui manusia sehat fisik. Lha kita-kita yang jauh lebih sehat, mosok nggak mau mikir …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar